Selasa, 20 November 2012

tugas karangan ilmiah


Pengaruh Keadaan Geografis (Iklim) terhadap Tingkat Penjualan Pakaian
TUGAS KARANGAN ILMIAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah softskill Bahasa Indonesia 2
dengan dosen Ibu Desi Restiani



                                                Disusun oleh:
                                                Nama              : Rio Wahyudi
                                                Kelas               : 3EB01
                                                NPM               : 26210011

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2012


KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karangan ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Keadaan Geografis (Iklim) terhadap Tingkat Penjualan Pakaian”.
            Karangan ilmiah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah softskill Bahasa Indonesia 2 dengan dosen Ibu Desi Restiani dan untuk berbagi pengetahuan kepada para pembaca berupa pengetahuan mengenai beberapa hal yang bisa saja mempengaruhi tingkat penjualan pakaian.
            Dalam penulisan karangan ilmiah ini penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan penulis dalam membuat karangan ilmiah ini. Akhirnya penulis juga mengucapkan banyak terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam membuat karangan ilmiah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Depok, 20 November 2012
Penulis

Rio Wahyudi


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
            Semua orang pasti memiliki kebutuhan, baik jasmani maupun rohani. Apa sih arti dari kebutuhan itu sendiri? Kebutuhan merupakan salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi.
Menurut tingkatan atau intensitasnya, kebutuhan terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Kebutuhan Primer, adalah kebutuhan yang sangat harus terpenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Contohnya adalah sandang berupa pakaian, pangan berupa makanan/minuman, papan berupa tempat tinggal, dan pekerjaan.
2. Kebutuhan Sekunder, adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contohnya adalah pendidikan, pariwisata, rekreasi, dan semacamnya.
3. Kebutuhan Tersier, adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya adalah mobil, motor, komputer, handphone, i-pad, dan lain-lain.
            Terkait dengan judul di atas, pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Pakaian yang dimaksud adalah pakaian yang layak dan tepat untuk digunakan. Fungsi atau tujuan utama dari adanya pakaian adalah untuk melindungi tubuh manusia, khususnya kulit, dari pengaruh lingkungan luar (eksternal), seperti sinar UV (ultraviolet) matahari. Pada dasarnya tidak sembarang jenis/bahan yang ada pada sebuah pakaian dapat dijadikan pakaian. Maksudnya, apabila pakaian tersebut kurang tepat digunakan pada kondisi tertentu, maka akan menimbulkan beberapa masalah seperti rasa yang tidak nyaman dalam berpakaian atau kulit menjadi sedikit gatal.
            Untuk membuat pakaian baik itu kemeja, kaos, celana, dan lain-lain digunakan berbagai macam jenis kain atau bahan. Biasanya pemilihan jenis kain ini disesuaikan dengan fungsi dari pakaian itu sendiri. Berikut adalah jenis-jenis kain/bahan dalam pembuatan pakaian:
1. Kain Katun
Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat kapas. Terdapat jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE. Cara mudah membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar dan akan menjadi abu.
Keunggulan:
1. Tidak kisut apabila dicuci
2. Tidak luntur untuk bahan berwarna
3. Mudah disablon
4. Menyerap keringat
5. Tidak berbulu
Untuk bahan kaos oblong sendiri banyak menggunakan jenis katun kombed, atau katun kardet. Banyak kaos-kaos distro di Indonesia yang menggunakan jenis combed cotton 20s atau 30s.
2. Kain Pique atau sering disebut lacoste
Kain lacoste pique biasa digunakan untuk membuat kaos polo/kerah/wangki. Untuk membuat kaos kerah tersebut biasanya digunakan kerah jadi. Kerah jadi adalah bahan kerah yang sudah jadi diproduksi oleh pabrik dan tinggal jahit. Kerah bikin adalah kerah yang dibuat sendiri oleh tukang jahit dengan menggunakan bahan yang sama dengan bahan kaos (katun kombed dan kardet) dengan menambahkan kain keras di dalamnya.
3. Kain PE
Kain PE (Poly Ester) adalah kain yang tingkatnya berada di bawah katun. Bahan dasarnya adalah benang polyester. Sama dengan katun, PE juga tersedia dalam bentuk bahan kaos oblong, lacoste/adidas, maupun pike. Untuk kain kaos yang berbahan dasar PE bentuk dan teksturnya hampir mirip dengan kain kaos yang berbahan dasar katun (cotton). Cara mudah membedakannya adalah kain PE apabila dibakar maka baunya seperti plastik dibakar, jalan apinya cepat dan akan menjadi arang.
Keunggulan:
Murah
Kelemahan:
Pada beberapa jenis PE untuk bahan kaos, kain ini rawan kisut apabila dicuci dan mudah luntur.
Pada jenis PE untuk bahan sweater, biasanya suka berbulu sesudah beberapa kali dicuci.
4. Light weight wools
Untuk lightweight wools, sesuai dengan namanya, kain wol ini tergolong ringan dan bisa dipadukan dengan apa saja. Jatuhnya di badan pun enak dilihat. Kelebihannya, kain ini awet.
5. Cashmere
Bahan ini tergolong mewah, dengan kualitas prima. Jangan heran bila embel-embel price-tagnya pun tergolong menguras kantung. Dipadukan dengan rok yang elegan ataupun dengan jeans saja, cashmere tetap terlihat mewah dan mahal. Semakin sering dicuci, bahan ini akan semakin halus.
6. Jersey
Untuk bahan satu ini, agar jatuhnya enak dan terlihat oke melekat di lekuk tubuh Anda, pilih yang bahannya agak berat. Satu ukuran lebih besar akan menghindari kesan pakaian melekat ketat yang tidak enak dilihat.
7. Denim
Denim alias bahan jeans. Semakin gelap warnanya, semakin mudah mencari padanannya. Selain itu juga denim yang berwarna gelap akan terlihat lebih rapi dan formal daripada yang terang.
            Keadaan geografis merupakan suatu keadaan yang secara alamiah terjadi di bumi. Keadaan geografis ini meliputi musim dan iklim. Indonesia merupakan negara dengan dua musim yaitu musim hujan dan kemarau.
            Iklim dapat diartikan sebagai kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi yang ditentukan oleh letak geografis. Iklim yang dikenal di Indonesia ada tiga, antara lain:
1. Iklim Musim
2. Iklim Tropika (tropis), terjadi karena Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropika (panas).
3. Iklim Laut, terjadi karena Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh lautan atau samudera. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut. Sifat dari iklim ini yaitu lembab dan banyak mendatangkan hujan, sehingga cenderung lebih dingin daripada daerah yang berada pada iklim tropika.
I.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill (Bahasa Indonesia 2).
2. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca tentang pengaruh iklim terhadap pakaian.
3. Untuk memberikan informasi mengenai jenis-jenis kain/bahan yang cocok untuk kondisi tertentu.




BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Hipotesa
Alat uji hipotesa yang diasumsikan dalam karangan ilmiah ini menggunakan analisis uji kebebasan Chi Kuadrat.
Ho (hipotesa nol)                    : Tidak ada hubungan antara keadaan geografis dan pakaian
Ha (hipotesa alternatif)           : Ada hubungan antara keadaan geografis dan pakaian
Hasil hipotesa ditentukan oleh:
1. χhitung ≤ χ2 tabel = Ho Diterima / Ha Ditolak
2. χhitung > χ2 tabel = Ho Ditolak / Ha Diterima
Dalam karangan ilmiah ini diasumsikan bahwa hasil untuk pengujian Chi Kuadrat untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Pengaruh keadaan geografis (iklim) terhadap jenis kain / bahan pakaian yang akan digunakan, diasumsikan χhitung > χ2 tabel, dengan keputusan Ho ditolak / Ha diterima.









BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
            Berdasarkan hasil asumsi hipotesa di atas, maka dapat diambil sebuah simpulan bahwa ada hubungan antara keadaan geografis (iklim) dan pakaian. Dengan kata lain, keadaan geografis (iklim) dapat memberikan pengaruh terhadap jenis kain / bahan pakaian yang akan digunakan. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang panas (tropis), maka pakaian yang tepat untuk dijual adalah pakaian yang berbahan tipis, yang mudah untuk menyerap keringat. Sebaliknya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang lebih dingin dan lembab seperti di daerah pesisir pantai dan pegunungan, maka pakaian yang tepat untuk dijual adalah pakaian yang berbahan lebih tebal. Apabila kondisi yang seperti demikian dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin, bukan mustahil akan mempengaruhi tingkat penjualan pakaian. Oleh karena itu, kita harus bisa menyesuaikan pakaian yang akan dijual dengan keadaan geografis (iklim) yang berpengaruh di lingkungannya.