REVIEW JURNAL AUDIT
Judul : Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap
Manajemen Laba
Pengarang : Welvin I Guna dan Arleen Herawaty
Diterbitkan
di : Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12,
No. 1, April 2010, Hlm. 53 - 68
Tahun
terbit : 2010
Latar Belakang
Seluruh
perusahaan yang telah Go Public dan
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua
BAPEPAM. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk dapat bersikap
independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan
yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Scott
(2000:296) menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer
untuk suatu tujuan tertentu disebut dengan manajemen laba. Terkait dengan
informasi laba, Statement of Financial
Accounting Concept (SFAC) No. 1 menyatakan bahwa informasi tersebut
merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggung-jawaban
manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu para pengguna laporan
keuangan dalam menaksir earnings power
perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, manajemen mempunyai
kecenderungan melakukan tindakan untuk memberikan laporan keuangan yang
atraktif. Perilaku manajer yang melakukan manajemen laba dapat diminimalisir
dengan menerapkan mekanisme Good
Corporate Governance. Good Corporate
Governance adalah serangkaian mekanisme yang digunakan untuk membatasi
timbulnya masalah asimetri informasi yang dapat mendorong terjadinya manajemen
laba (Dye 1998), Trueman dan Titman (1988). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Gul et al. (2005) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
mendeteksi manajemen laba. Salah satu indikator tersebut adalah ukuran KAP
tempat auditor bekerja. Pada KAP yang lebih besar diasumsikan audit yang
dilaksanakan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil karena
adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit,
termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku (Siregar dan Utama
2002). Indikator lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba
adalah independensi auditor, yang diproksikan menggunakan lamanya penugasan
audit yang digolongkan menjadi 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun. Melihat
pentingnya penerapan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan pentingnya
peranan auditor dalam mendeteksi manajemen laba yang dilakukan oleh manajer
perusahaan, memberikan motivasi untuk melaksanakan penelitian yang dapat
mendeteksi pengaruh dari tata kelola perusahaan yang baik dan peranan auditor
dalam mengaudit laporan keuangan terhadap kecenderungan dilakukannya manajemen
laba.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
à Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 sampai
2008.
Sampel
à Pemilihan
sampel menggunakan metode purposive
sampling, yang dipilih berdasarkan kriteria perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak Desember 2005-2008 dan tidak
mengalami delisting selama periode
penelitian, menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya, memiliki
akhir tahun buku 31 Desember dalam laporan keuangannya, melaporkan net income dan operating income serta arus kas positif dari aktivitas operasi
secara berturut-turut selama tiga tahun periode penelitian (2006-2008). Jumlah
sampel perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel adalah 40 perusahaan.
Setelah uji outlier dilakukan, jumlah
data yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 106 data penelitian.
Variabel yang Digunakan
Variabel
independen à kepemilikan
institusional, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen,
independensi auditor, leverage,
kualitas auditor, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
Variabel
dependen à Discretionary accruals yang digunakan
sebagai proksi manajemen laba.
Alat Analisis Data
Alat
analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah multiple regression analysis.
Hasil Penelitian
- Kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
- Kepemilikan
manajemen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
- Komite
audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Keberadaan komite audit
dalam perusahaan tidak dapat menjalankan tugasnya dalam memonitoring
pelaporan keuangan sehingga keberadaan komite audit gagal dalam mendeteksi
manajemen laba.
- Komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen dalam perusahaan gagal
menjadi salah satu mekanisme Good
Corporate Governance dalam mendeteksi manajemen laba.
- Independensi
auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini terjadi karena
terkait dengan ketidakmampuan auditor dalam mendeteksi terjadinya
manajemen laba melalui proses audit laporan keuangan perusahaan.
- Leverage
berpengaruh terhadap manajemen laba.
- Kualitas
audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
- Profitabilitas
berpengaruh terhadap manajemen laba.
- Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kesimpulan dan Keterbatasan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan bahwa leverage, kualitas audit, dan profitabilitas berpengaruh terhadap
manajemen laba. Sedangkan Kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen,
komite audit, komisaris independen, independensi, dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian
ini mempunyai beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk penelitian
berikutnya, yaitu:
1. Jumlah
sampel perusahaan yang dijadikan objek penelitian hanya satu jenis industri
saja, yaitu manufaktur sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk
seluruh perusahaan publik.
2. Periode
penelitian untuk memprediksi manajemen laba hanya tiga tahun, sehingga
memungkinkan praktik manajemen laba dalam perusahaan yang diamati kurang
menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
3. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menjelaskan 8% dari
variasi variabel dependen, sisanya terdapat pada variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian.
Nama
pe-review : Rio Wahyudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar