Selasa, 05 November 2013

Review Jurnal dengan Tema Audit

REVIEW JURNAL AUDIT
Judul                : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor,                    Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba
Pengarang        : Welvin I Guna dan Arleen Herawaty
Diterbitkan di    : Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No. 1, April 2010, Hlm. 53 - 68
Tahun terbit      : 2010

Latar Belakang
Seluruh perusahaan yang telah Go Public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Scott (2000:296) menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk suatu tujuan tertentu disebut dengan manajemen laba. Terkait dengan informasi laba, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 menyatakan bahwa informasi tersebut merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggung-jawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu para pengguna laporan keuangan dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan melakukan tindakan untuk memberikan laporan keuangan yang atraktif. Perilaku manajer yang melakukan manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapkan mekanisme Good Corporate Governance. Good Corporate Governance adalah serangkaian mekanisme yang digunakan untuk membatasi timbulnya masalah asimetri informasi yang dapat mendorong terjadinya manajemen laba (Dye 1998), Trueman dan Titman (1988). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gul et al. (2005) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba. Salah satu indikator tersebut adalah ukuran KAP tempat auditor bekerja. Pada KAP yang lebih besar diasumsikan audit yang dilaksanakan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku (Siregar dan Utama 2002). Indikator lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba adalah independensi auditor, yang diproksikan menggunakan lamanya penugasan audit yang digolongkan menjadi 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun. Melihat pentingnya penerapan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan pentingnya peranan auditor dalam mendeteksi manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan, memberikan motivasi untuk melaksanakan penelitian yang dapat mendeteksi pengaruh dari tata kelola perusahaan yang baik dan peranan auditor dalam mengaudit laporan keuangan terhadap kecenderungan dilakukannya manajemen laba.

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi à Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 sampai 2008.
Sampel à Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, yang dipilih berdasarkan kriteria perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak Desember 2005-2008 dan tidak mengalami delisting selama periode penelitian, menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya, memiliki akhir tahun buku 31 Desember dalam laporan keuangannya, melaporkan net income dan operating income serta arus kas positif dari aktivitas operasi secara berturut-turut selama tiga tahun periode penelitian (2006-2008). Jumlah sampel perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel adalah 40 perusahaan. Setelah uji outlier dilakukan, jumlah data yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 106 data penelitian.

Variabel yang Digunakan
Variabel independen à kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen, independensi auditor, leverage, kualitas auditor, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
Variabel dependen à Discretionary accruals yang digunakan sebagai proksi manajemen laba.

Alat Analisis Data
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah multiple regression analysis.

Hasil Penelitian
  • Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
  • Kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
  • Komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Keberadaan komite audit dalam perusahaan tidak dapat menjalankan tugasnya dalam memonitoring pelaporan keuangan sehingga keberadaan komite audit gagal dalam mendeteksi manajemen laba.
  • Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen dalam perusahaan gagal menjadi salah satu mekanisme Good Corporate Governance dalam mendeteksi manajemen laba.
  • Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini terjadi karena terkait dengan ketidakmampuan auditor dalam mendeteksi terjadinya manajemen laba melalui proses audit laporan keuangan perusahaan.
  • Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.
  • Kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
  • Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.
  • Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kesimpulan dan Keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan bahwa leverage, kualitas audit, dan profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan Kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen, independensi, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk penelitian berikutnya, yaitu:
1.      Jumlah sampel perusahaan yang dijadikan objek penelitian hanya satu jenis industri saja, yaitu manufaktur sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan publik.
2.      Periode penelitian untuk memprediksi manajemen laba hanya tiga tahun, sehingga memungkinkan praktik manajemen laba dalam perusahaan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
3.      Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menjelaskan 8% dari variasi variabel dependen, sisanya terdapat pada variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.


Nama pe-review : Rio Wahyudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar