Selasa, 24 Mei 2011

Transformasi Industri


Nama   : Rio Wahyudi
NPM   : 26210011
Kelas   : 1EB12

Transformasi Industri

Pembangunan Ekonomi dalam periode jangka panjang, pada dasarnya memiliki empat dimensi pokok antara lain :
  1. Pertumbuhan
  2. Penanggulangan Kemiskinan
  3. Perubahan atau Transformasi ekonomi
  4. Keberlanjutan pembangunan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri

Transformasi struktural merupakan persyaratan dari peningkatan kesinambungan pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi kelanjutan pembangunan. Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang, artinya titik balik untuk aktivitas ekonomi tercapai lebih dahulu dibanding titik balik penggunaan tenagakerja, sehingga terjadi masalah-masalah yang seringkali diperdebatkan, diantaranya apakah pangsa PDB sebanding dengan penurunan pangsa serapan tenaga kerja sektoral dan industri mana yang berkembang lebih cepat, agro industri atau industri manufaktur. Apabila transformasi kurang seimbang, dikhawatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia pada sektor primer.

Proses perubahan struktur perekonomian di Indonesia ditandai dengan :
  1. Merosotnya pangsa sektor primer (pertanian)
  2. Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri)
  3. Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Dalam menganalisis struktur ekonomi terdapat dua teori utamayaitu, teori Arthur Lewis (Teori Migrasi) dan Hpllins Chenery (Teori Tranformasi Struktural). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu, perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Di pedesaan, pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga terjadi kelebihan supplies tenaga kerja, akibat over supplies tenaga kerja ini, tingkat upah menjadi sangat rendah. Sebaliknya, di perkotaan, sektor industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Hal ini menarik banyak tenaga kerja pindah dari sektor pertama ke sektor kedua sehingga terjadi suatu proses migrasi dan urbanisasi. Selain itu, tingkat pendapatan di negara bersangkutan meningkatsehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi macam-macam produk industri dan jasa. Hal ini menjadi moto utama pertumbuhan output di sektor-sektor non pertanian. 

Teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di suatu negara yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor penyebab transisi ekonomi yaitu :
  1. Kondisi dan Struktur awal ekonomi dalam negeri.
  2. Besarnya pasar dalam negeri.
  3. Pola distribusi Pendapatan.
  4. Karakteristik Industrialisasi.
  5. Keberadaan Sumber Daya Alam. 
  6. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri.

Kasus yang ada di Indonesia yaitu:
·         Perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat. Periode sejak tahun1983 hingga krisis ekonomi peran sektor-sektor primer cenderung menurun sedangkan sektor sekunder (seperti industri manufaktur, listrik, gas, air, serta konstruksi) dan sektor tersier (perdagangan, hotel, restoran,transportasi&komunikasi, bank & keuangan, serta kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya) terus meningkat.
·         Pada sektor pertanian sendiri juga telahterjadi perubahan struktur ekonomi antar sub-sektor yang tidak seimbang dengan perubahan struktur pangsa penyerapan tenaga kerja. Beban penumpukan tenaga kerja yang terjadi saat ini pada sektor pertanian tidak terdistribusi dengan merata pada masing-masing subsektor, dimana hampir semuanya ditanggung sub-sektor tanaman pangan sehingga kondisi keluarga petani tanaman pangan semakin memprihatinkan. Pengembangaan teknologi pertanian terutama pada daerah-daerah yang kelebihan tenaga kerja sebaiknya diarahkan pada inovasi teknologi sarat tenaga kerja, sehingga masalah kelebihan tenaga kerja tersebut dapat dikurangi.
·         Secara umum telah terjadi perbaikan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, terbukti komposisi penduduk dengan pendidikan setara,  pendidikan setara pendidikan menengah ke atas semakin besar,sebaliknya komposisi penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar ke bawah berkurang. Namun, perbaikan kualitassumber daya manusia tersebut tidak diikuti oleh adanya kemampuan dari pemerintah Indonesia untuk menciptakan kesempatan kerja sesuai dengan kualifikasi dari perbaikan kualitas sumber daya manusia tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar