Minggu, 03 Juni 2012

Cerpen : Romrom n’ Juju (part 2)

Di sisi lain, Ibu masih marah, namun emosinya itu membuat perutnya lapar... KRUUUYUUGG~~ -__-“ “Ibu kenapa anak tadi diusir??”, tanya Bapak. “Biar aja. Emang dia punya apa berani mau meminang anak kita, Pak?? Ojan jauh lebih baik. Ojan kan..”, “..bisnismen yang masa depannya jelas, ya, Bu? Tapi apa ibu tau kalau Juju sedang sedih saat ini?”, ungkap Bapak. “sedih karena apa? Karena pria asing yang hanya 5 menit bertemu dia terus Ibu usir? Aneh tau Pak! Udahlah Ibu laper mau makan apel ini dulu, katanya manis, awas aja kalau bohong dia!”, Ibu pun memakan apel ajaib itu. Tiba-tiba perasaan Ibu menjadi ringan, nggak uring-uringan lagi, dan yang dikatan Rommy tadi benar bahwa apel ini rasanya manis. Ibu pun merasakan ketulusan Rommy. Tanpa sadar Ibu menitikkan air mata dan berkata, “apa yang sudah Ibu lakukan?? Aku..aku..hanya memikirkan egoku seorang tanpa memikirkan perasaan Juju, Pak... hiks..”, Ibu yang tersadar akan ketulusan Rommy menangis di pelukan Bapak. “Ibu menyesal, Pak...hiks..hiks..”, “sudah, sudah, Bu..”, Bapak tampaknya hanya butuh usaha kecil untuk menenangkan Ibu. “Aku harus cari anak itu, Pak, sebelum dia pergi terlalu jauh!”, ‘Ayo, Bapak temani...”, tawar Bapak. Ibu tersenyum kemudian pergi mencari Romrom bersama Bapak. ***** Di tepi sungai, Romrom tampak sedang termenung menanti keajaiban. “hhh... apa yang harus aku lakukan??”, bisiknya kepada diri sendiri. BLETAAK...!! “Aduuh!! Siapa tuh yang nimpuk gw??! Ckck”, sambil mengusap kepalanya yang udah benjol dua kali, Romrom mencari benda yang menimpa kepalanya tadi. Daaann, ketemu! “Hah?? Sepatu? Sepatu siapa ini jelek banget......!”. Yaa emang sepatunya udah agak butut sih, haha. Romrom celingukan, tapi nggak ada apa-apa. Masa jatuh dari langit? Kan nggak mungkin... batinnya. Ia pun menengok ke atas dan menemukan sepasang kaki yang tergantung di atas dahan dan hanya mengenakan sebelah sepatu butut, juga suara tangis perempuan hingga membuatnya merindiiiing! “WHOOAAA... SA..SA.....SADAKOO...!!!”, teriak Romrom yang panik. Karena kepanikannya, Ia pun terjungkal dan jatuh ke sungai. Beruntung Romrom jatuh di bagian sungai yang tak dalam. “Si..siapa di bawah, hiks...?”, suara itu asalnya dari atas pohon di mana Romrom melihat sepasang kaki tadi. Pemilik suara tadi pun melihat ke bawah, aaah, ternyata itu Junillia.. Untungnya bukan Sadako.. lega rasanya Romrom setelah mengetahui bahwa yang tadi dia kira Sadako ternyata adalah Juju. “Kamu sedang apa di atas sana, Junillia?”, tanya Romrom penasaran “Hanya sedang, umm, sedang menikmati angin dari atas sini, Rom”, jawab Juju, aku malu kalau ketahuan sedang menangis di sini..hiks.. “Ah, iya, anginnya pasti sejuk di atas sana...”, sahut Romrom sambil tersenyum, ia bangkit menuju pinggir sungai “Kamu kenapa tadi teriak lalu kamu sedang apa di sungai?”, tanya Juju dengan polosnya “Tadi aku... teringat dengan hantu di film horror jepang, karena mendengar suara seperti ada perempuan yang menangis. Aku terpeleset jadi masuk ke sungai, hahaha..”, jawab Romrom jujur. “Ngomong-ngomong, apa kamu yang menangis tadi?” “Uumm, mungkin aku sedang bersenandung tadi... ahaha”, elaknya. Aaah, dia dengar... :( , batin Juju “Ah, begitu...”, Romrom tersenyum lalu berkata dalam hati, mungkin Junillia malu jika terlihat habis menangis.. :) Melihat senyum Romrom, Juju jadi tersipu malu. Tiba-tiba dari kejauhan, mereka mendengar ada suara yang memanggil, “di mana kaauuu...?? Anak mudaaaaa....?”, “heeeii, anak mudaaa, di mana kamuuu?”. Rupanya itu suara Ibu dan Bapak yang sedang mencari Romrom. “Aah! Itu dia di sana, Pak...”, rupanya Ibu melihat Romrom yang basah kuyub di pinggir sungai. Ibu dan Bapak langsung menghampirinya, “ya ampun, kenapa kamu basah kuyup begini, nak?”, Ibu terkejut melihat Romrom basah kuyup, kemudian berkata lagi, “maafkan Ibu, nak. Tadi Ibu sudah salah menilai kamu... Sekarang Ibu sudah sadar bahwa kamu tulus ingin meminang puteri Ibu”, “mungkin Ibu terlalu khawatir karena Juju adalah puteri satu-satunya dalam keluarga kami, karena itulah Ibu dan saya ingin Juju mendapatkan pria terbaik. Dan saya rasa, kamu orang yang tepat”, ucap Bapak sambil tersenyum. Kemudian, Ibu dan Bapak saling menatap sejenak, lalu Ibu berkata, “kami setuju, nak...” Romrom terdiam karena terkejut dan senang, wajahnya sumringah Ia pun berterima kasih kepada calon Ibu dan Bapak mertuanya, “sungguh, Bu? Terima kasih, Pak, Bu...”. Juju yang mendengar semua ucapan kedua orang tuanya pun merasa saangaaat senang. “Junillia, kamu dengar? Sebentar lagi aku akan kembali ke rumahmu untuk melamar kamu....”, janji Romrom kepada Juju yang masih sembunyi di atas rumah pohonnya. “Juju, kamu di atas sana??”, tanya Ibu Juju pun memunculkan wajahnya, kemudian mengangguk sambil tersenyum bahagia. “Maafkan Ibu karena tadi telah memaksa kamu dan berkata kasar..”, “tidak apa-apa bu, saat ini Juju sangat bahagia karena telah mendapat restu dari Ibu dan Bapak”, Juju turun dari rumah pohon memeluk Ibu, kemudian menatap Romrom, “Juju juga akan menunggu kang Romrom datang untuk menepati janjinya”. “Tapi sebelum kamu kembali ke Desamu, sebaiknya kamu keringkan dulu pakaianmu itu, nak” ucap Bapak. “Ah, baik, Pak..”, jawab Romrom malu-malu tapi mau... :p “Oh iya, Ju.. Kemarilah sebentar..”, pinta Romrom pada Juju Juju pun menghampiri Romrom dengan sedikit malu-malu, lalu Romrom mengambil sepatu butut tadi kemudian memakaikannya ke kaki Juju. Juju tersentak, kaget, malu dan senang...Ia pun berterima kasih pada Romrom, “ah, terima kasih, kang..”, dengan wajah bersemu merah. Ibu, Bapak dan Romrom tersenyum melihat kejadian yang jarang terjadi ini. ***** To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar