Minggu, 03 Juni 2012

Cerpen : Romrom n’ Juju (part 3)

Romrom pun bersiap untuk kembali ke desa Suka kamu, Ia tak sabar ingin segera menyampaikan kabar gembira ini kepada Ayah dan Ibunya di rumah. Setelah semua siap, Romrom berpamitan kepada Ibu dan Bapak Juju, juga kepada kembang desa Suka-suka itu. “Pak, Bu, terima kasih atas restunya. Saya pamit pulang dulu, Pak, Bu. Saya berjanji, saya pasti akan kembali bersama rombongan keluarga saya”, pamit Romrom kepada Bapak dan Ibu Juju. “Iya, nak, kamu hati-hati di jalan”, ucap Bapak. “Iya, hati-hati, kami akan menunggu kedatanganmu, nak”, sahut Ibu. Juju juga berpesan, “hati-hati, kang...”, sambil senyum-senyum. “iya, Ju. Terima kasih ya..”, balas Romrom riang. Romrom menaikkan barang-barangnya di atas keledai kemudian Ia naik lalu berjalan menuju Desanya. ***** Sepanjang perjalanan, Romrom bersenandung ria sambil memikirkan betapa bahagianya Ia akan segera melamar Juju. Tiba-tiba ada seekor burung merpati yang mengikutinya. Romrom tersadar akan keberadaan burung merpati yang terus mengikutinya sejak Ia melewati beberapa rumah dari rumah Juju. Kenapa burung ini ngikutin terus, sih??, batin Romrom yang mulai merasa tak nyaman. Sampai pada akhirnya burung berwarna abu-abu kehitaman itu terbang mengitari kepala Romrom, dan........CPLUUKK!! “Aaaaaarrgghh... Burung rese!! Dia kira gw WC apa?!! Hadoooh...”, geram Romrom dibuatnya, ternyata sejak tadi burung itu cuma mau numpang pup di atas kepala Romrom. Malangnya Romrom, karena itu adalah pertanda buruk. Tapi Romrom tidak menyadarinya. ***** Akhirnya, sampailah Romrom di rumahnya. Ia segera menurunkan barang-barang dari keledainya kemudian Ia masuk ke rumah untuk segera membicarakan kabar gembira ini kepada Ayahnya, namun sebelum Romrom angkat bicara, Romrom melihat wajah Ayahnya yang teramat sangat kesal, bete, jutek, cuek kayak bebek itu sedang memelototi dirinya. Niat Romrom urung, Ia lalu bertanya, “ada apa Ayah? Apa yang terjadi di rumah selama aku pergi?”. Tanpa banyak bicara, Pak Dedi segera melayangkan sendal jepit ke arah Romrom lalu berkata, “ada apa? Kamu masih bisa bertanya ADA APA??!!!”, Ayah Romrom tampak sangat marah. “Ayah...”, ucap Romrom lirih. Romrom bingung 100% dengan sikap Ayahnya hari ini. Apa yang membuat Ayah jadi semarah ini...??, Romrom bertanya dalam hati, namun sayangnya Ia tak akan mendapatkan jawaban jika tak bertanya langsung. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk bertanya lagi, “sebenarnya apa yang salah, Yah? Apa yang membuat Ayah begitu marah??”. “kamu...KAMU!! KENAPA KAMU BOHONG PADA AYAH??!!!”, nada Ayah begitu kesal dan kecewa. “Kamu bilangnya apa saat pamit pergi kemarin?!! Tapi Ayah dengar dari orang-orang bahwa mereka melihat kamu di desa sebelah sedang di maki-maki orang tua seorang gadis!!”, terang Ayah Romrom. “maaf, Yah... Rommy takut Ayah melarang Rommy pergi jika Rommy bilang ingin bertemu kembang desa dari desa Suka-suka...”, ucap Romrom berharap mendapat pengertian dari sang Ayah. “Tidak!! Ayah tidak mau dengar alasan-alasan kamu! Ayah kecewa denganmu, Rom!!!”, “tapi, Yah... Romrom ingin meminang gadis itu, Yah...”, “Apa-apaan kamu?!! Memangnya apa bibit bebet dan bobotnya?! Ayah dengar dia hanya anak petani timun!! Tidak, Ayah tidak setuju...!!!”, Ayah Romrom benar-benar menentang keinginan anaknya, Romrom pun tak dapat berbuat bahkan berkata apa-apa lagi jika Ayahnya masih begitu marah. Romrom kecewa dan sedih akan perbuatannya dulu, penyesalan memang selalu datang belakangan. Akhirnya Ia memutuskan untuk bicara lagi saat Ayahnya sudah merasa tenang. *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar