Jumat, 25 November 2011

My Freedom!

Nama : Rio Wahyudi
NPM : 26210011
Kelas :2EB01

My Freedom!

“Anna, kamu tidak contacting?”, Pak Indro menegurku saat aku hanyut dalam lamunan, haha..Yah, aku akan sedikit cerita tentang awal mula aku, Anna Herlina, bisa berada di Gold Company yang merupakan salah satu perusahaan pialang berjangka di Indonesia. Awalnya karena aku sedang menganggur belum dapat pekerjaan, lalu, “na, coba deh kamu ngelamar di sini, PT Gold Company”, Ayah (biasa aku memanggilnya), tetanggaku, menawarkan lowongan kepadaku.
“kerja apa itu yah?”, tanyaku penasaran.
“yaa, ayah juga kurang tau sih, kamu coba aja naro lamaran disana...”, sarannya.
Yaa, tidak ada salahnya juga mencoba, “hmmm, ya sudah nanti na coba deh disana. Terima kasih ya, yah”.

And then, beberapa hari setelah kurenungkan, keputusan pun ku dapat. Ok! Aku akan coba kesana. Aku cerita semuanya kepada pacarku, Yudi, dan dia pun mendukung aksiku selama itu positif, hehe. Yudi mau menemaniku ke PT Gold Company untuk interview, pacar yang baik, uuu~ so sweet...

Sesampainya disana, aku langsung meletakkan surat lamaran kepada resepsionis dan mengisi formulir lamaran kemudian langsung pada saat itu juga aku bertemu dengan Pak Udin (mungkin leader atau managernya) dan di-interview. Sumpah, kaget banget tiba-tiba langsung diterima, disuruh interview, dan langsung masuk ke ruang meeting untuk langsung training!!! Mendadak banget!!!

Di dalam ruang meeting yang sedang berlangsung, yah rada nggak enak juga sih datang disaat tutor sedang bicara. Aku langsung menuju tempat paliiiiiing belakang (karena malu juga sih di lihatin oleh peserta yang lain) dan langsung duduk di salah satu kursi yang kosong di sana. Aku langsung sms Yudi, karena ini mendadaaak banget, aku takut Yudi menunggu terlalu lama. Ternyata memang lama loh trainingnya, sampai jam 3 sore! Aku merasa tidak enak juga sama Yudi karena dia bukan orang yang suka menunggu, maaf yaa yank.. :’-(

Selama para tutor sedang bicara, aku memang tidak mengerti karena aku belum pernah mempelajari tentang perusahaan pialang sebelumnya. Memang banyak informasi dan ilmu yang kudapat selama training tadi, tapi banyak juga nggak mudengnya... ahahaahaa...

Setelah usai training hari itu, aku langsung pulang ke rumahku bersama Yudi yang turut mengantarku, makasih yaa yank... :-* Sesampainya di rumah, “tadi gimana di sana, Na?”, tanya Yudi.
“iya, tadi diajarin tentang emas naik emas turun, gitu deh, rada enggak ngerti sih akunya..hehehe”, jelasku terus terang.
“tadi yang bicara di depan, apa tuh namanya yank? Aku lupaa, apa yaa namanya...?”
“tutor?”, tambah Yudi.
“ah! Iyaa, tutor... Iya tadi tutornya lucu deh orangnya, udah bapak-bapak gitu, hahahaa. Kalo nggak salah namanya Pak Sidik. Tadi dia yang ngajarin tentang cara menghitung provit gitu sama ngejelasin perusahaan tadi punya berapa cabang, berdiri tahun berapa, gitu-gitu deh yank...”, ungkapku lebih detil lagi.
“ooh, berarti itu perusahaan besar. Kamu beruntung kalau bisa diterima disana yank”,
“waaaahh...”, aku langsung berbinar-binar sambil ngebayangin kerjaan macam apa ya yang bisa aku dapet di perusahaan itu.. ckckck

Awalnya aku merasa seperti itu dan bangga karena bisa kerja kantoran, aku pun mulai masuk kantor dengan rajin, datang pagi-pagi, sering-sering contacting, ingin sering-sering prospek, akan tetapi makin lama makin siang, makin hari makin malas, makin jarang prospek... Karena ternyata disana aku menjadi broker (baru sadar) yang harus mendapatkan nasabah untuk investasi di perusahaan itu. Hmmm... aku mulai ragu karena selama satu setengah bulan disana aku belum kunjung mendapat nasabah, lalu aku mendengar rumor buruk dari temanku (satu angkatan) bahwa perusahaan itu tidak membiarkan nasabahnya menang (untung/provit) dan akan membuat nasabahnya menjadi kalah (rugi/lost). Sejak saat itu aku semakin malas dan rasanya ingin keluar dari sana.

“kamu kenapa, Na? Belakangan saya lihat kamu jadi jarang contacting, kamu tau kan kalau kamu jarang contacting kamu akan semakin jarang mendapat kesempatan bertemu dengan calon nasabah, jadi jarang prospek, lalu kamu akan semakin lama mendapat nasabah karena kamu jarang bertemu dengan orang di luar sana...”, jelas Pak Indro berulang-ulang.
Aku muak mendengarnya... Aku tidak terlalu menghiraukan ucapan Pak Indro barusan, aku segera keluar ruangan menuju toilet. Beberapa hari kemudian saat istirahat di umbrella,
“...iya katanya sih gitu...”, ungkap Ade, rekanku satu angkatan.
“ah, masa iya? Lo tau dari mana kalau kita bakal di-gaji bulan depan, De?”, tanya Tia penasaran.
“emang yakin tuh bulan depan di-gaji???” tambah Ivan.
Aku semakin penasaran dengan pembicaraan mereka, tanpa sadar ikut nimbrung, hehe..
“iya denger-denger sih begitu, katanya awal bulan depan kita dapet gaji 1juta...” jelas Ade kepada semuanya
Wah boleh juga tuh, mungkin aku akan coba bertahan untuk membuktikan kata-kata Ade barusan.. Fikirku.

Setelah dua bulan berlalu, dan ternyata ucapan Ade tidaklah benar, aku memutuskan mengundurkan diri (resign) dari perusahaan tersebut. Karena selama dua bulan berlalu aku belum kunjung mendapat nasabah, juga karena aku mendengar desas-desus buruk mengenai perusahaan tempatku bekerja. Aku mengundurkan diri tanpa beban, merasa bebas dari kekangan, mungkin itu hal aneh bagi anda... yaah, tapi aku merasa lebih baik setelah keluar dari sana.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar